Daftar Indeks Saham Indonesia
Pada saat anda membaca berita-berita tentang saham, anda pasti sering mendengar tentang istilah 'indeks LQ45', 'indeks kompas 100', indeks Sri Kehati' dan masih banyak indeks lainnya. Maka dari itu, anda perlu memahami istilah-istilah indeks saham yang ada di Bursa Efek.
Memang apa sih tujuan adanya indeks-indeks tersebut?
Tujuan dibentuknya indeks2 tersebut adalah sebagai dasar agar anda bisa memilih saham berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (misalnya kriteria2 saham yang sudah disaring likuiditas dan fundamentalnya). Penggolongan indeks juga bisa menjadi pertimbangan manajer investasi (MI) dalam meracik portofolio saham.
Oke, lalu apa saja daftar indeks saham yang diterbitkan oleh BEI? Berikut daftar indeks saham di Indonesia:
Memang apa sih tujuan adanya indeks-indeks tersebut?
Tujuan dibentuknya indeks2 tersebut adalah sebagai dasar agar anda bisa memilih saham berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (misalnya kriteria2 saham yang sudah disaring likuiditas dan fundamentalnya). Penggolongan indeks juga bisa menjadi pertimbangan manajer investasi (MI) dalam meracik portofolio saham.
Oke, lalu apa saja daftar indeks saham yang diterbitkan oleh BEI? Berikut daftar indeks saham di Indonesia:
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
IHSG menggunakan seluruh perusahaan go public sebagai komponen perhitungan indeks. Jadi pergerakan naik turunnya saham2 di Bursa Efek, akan tercermin dari IHSG-nya. Kalau banyak saham naik, maka IHSG naik alias hijau, dan juga sebaliknya.
Di pasar saham, ada saham-saham penggerak IHSG yang biasa kita kenal sebagai saham blue chip. Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia. Kenaikan dan penurunan saham-saham blue chip ini bisa mempengaruhi pergerakan IHSG cukup signifikan.
Sehingga kalau anda mau trading dengan mengikut arah IHSG atau anda ingin 'membeli IHSG', maka tradinglah di saham-saham blue chip.
2. Indeks sektoral
Indeks ini merupakan indeks perusahaan yang diklasifikasikan ke dalam masing2 sektor usaha. Saat ini ada sekitar 10 sektor di Bursa Efek, yaitu sektor industri dasar, aneka industri, pertanian, barang konsumsi, properti, infrastruktrur, perdagangan & jasa, manufaktur, keuangan dan pertambangan. Anda bisa baca pos saya disini: Daftar Indeks Sektoral Saham di Indonesia.
3. Indeks LQ45
Indeks ini terdiri dari 45 saham go public yang dinilai berdasarkan tingkat likuidtas dan kapitalisasi pasarnya. Indeks LQ45 sering dijadikan acuan trader, analis, broker untuk memilih saham, karena saham2 LQ45 adalah 45 saham yang paling likuid pergerakannya di Bursa Efek.
Saham LQ45 diperbaharui setiap 6 bulan. Anda bisa baca kriteria saham LQ45 disini: Kriteria dan Syarat Masuk LQ45.
4. Indeks IDX30
Indeks IDX30 memiliki kriteria yang hampir saham dengan indeks LQ45. Saham2 yang ada di indeks IDX30 seluruhnya diambil dari saham2 LQ45. Hanya bedanya, penyaringan indeks IDX30 berdasarkan likuiditasnya lebih ketat, sehingga pada indeks ini hanya menghasilkan 30 saham saja berdasarkan likuiditas dan kapitalisasi pasarnya. Baca juga: Daftar dan Kriteria Indeks IDX30.
5. Jakarta Islamic Index (JII)
Indeks ini terdiri dari 30 saham yang masuk dalam kriteria Syariah, dan mempertimbangkan juga likuiditas dan tingkat kapitalisasi pasar.
6. Indeks Kompas 100
Indeks ini terdiri dari 100 saham yang dinilai berdasarkan pertimbangkan likuditas dan kapitalisasi pasar. Tetapi indeks Kompas 100 sudah menilai saham-saham dengan fundamental terbaik. Bedanya dengan saham LQ45, saham LQ45 tidak memasukkan unsur fundamental perusahaan (hanya memasukkan unsur likuiditas dan kapitalisasi pasar).
7. Indeks Bisnis-27
Hasil kerja saham Bursa Efek Indonesia dengan Harian Bisnis Indonesia berhasil menerbitkan indeks Bisnis-27. Sesuai namanya, indeks ini terdiri dari 27 saham yang dipilih berdasarkan fundamental, likuiditas dan transaksinya. Serta ditambah dengan penilaian akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.
8. Indeks PEFINDO 25
Indeks ini terbit dari hasil kerja sama BEI dengan lembaga rating PEFINDO. Indeks ini terdiri dari 25 saham untuk emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises / SME) dengan menilai kriteria2" ROE, aset total, opini akuntan publik serta faktor likuiditas saham.
9. Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini diluncurkan dari hasil kerja sama BEI dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). Sedangkan SRI adalah singkatan dari Sustainable Responsible Investmen.
Indeks ini terdiri dari 25 saham yang memiliki kepedulian lingkungan yang tinggi, yang memiliki tata kelola perusahaan yang sangat bagus dan memiliki prioritas dalam meningkatkan usaha keberlanjutan dan kemajuan lingkungan.
10. Indeks Papan Utama
Merupakan indeks emiten yang memiliki size perusahaan yang besar serta memiliki kinerja fundamental yang bagus. Dengan kata lain, indeks Papan Utama biasanya diisi oleh perusahaan2 yang sudah mature.
11. Indeks Papan Pengembangan
Merupakan indeks untuk perusahaan2 yang belum bisa memenuhi syarat di papan utama. Perusahaan2 ini biasanya merupakan perusahaan yang memiliki prospek yang bagus tetapi belum menghasilkan keuntungan, dan masih merupakan perusahaan yang dalam tahap berkembang. Terkait kriteria2 papan utama dan pengembangan, nanti saya tuliskan di pos teesendiri.
Indeks saham mana yang penting untuk diperhatikan untuk trader?
Biasanya yang sering menjadi acuan2 untuk trading adalah Indeks Saham LQ45. Maka dari itu, kalau anda seorang trader, anda harus paham dengan pergerakan saham yang ada di Indeks LQ45 ini.
Selain itu, Indeks Sektoral juga penting untuk anda perhatikan, karena dengan memahami indeks Sektoral, anda bisa melihat tren saham2 di sektornya, sehingga anda bisa memutuskan untuk membeli saham di sektor tertentu, dan menghindari sektor saham yang trennya masih turun.
IHSG menggunakan seluruh perusahaan go public sebagai komponen perhitungan indeks. Jadi pergerakan naik turunnya saham2 di Bursa Efek, akan tercermin dari IHSG-nya. Kalau banyak saham naik, maka IHSG naik alias hijau, dan juga sebaliknya.
Di pasar saham, ada saham-saham penggerak IHSG yang biasa kita kenal sebagai saham blue chip. Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia. Kenaikan dan penurunan saham-saham blue chip ini bisa mempengaruhi pergerakan IHSG cukup signifikan.
Sehingga kalau anda mau trading dengan mengikut arah IHSG atau anda ingin 'membeli IHSG', maka tradinglah di saham-saham blue chip.
2. Indeks sektoral
Indeks ini merupakan indeks perusahaan yang diklasifikasikan ke dalam masing2 sektor usaha. Saat ini ada sekitar 10 sektor di Bursa Efek, yaitu sektor industri dasar, aneka industri, pertanian, barang konsumsi, properti, infrastruktrur, perdagangan & jasa, manufaktur, keuangan dan pertambangan. Anda bisa baca pos saya disini: Daftar Indeks Sektoral Saham di Indonesia.
3. Indeks LQ45
Indeks ini terdiri dari 45 saham go public yang dinilai berdasarkan tingkat likuidtas dan kapitalisasi pasarnya. Indeks LQ45 sering dijadikan acuan trader, analis, broker untuk memilih saham, karena saham2 LQ45 adalah 45 saham yang paling likuid pergerakannya di Bursa Efek.
Saham LQ45 diperbaharui setiap 6 bulan. Anda bisa baca kriteria saham LQ45 disini: Kriteria dan Syarat Masuk LQ45.
4. Indeks IDX30
Indeks IDX30 memiliki kriteria yang hampir saham dengan indeks LQ45. Saham2 yang ada di indeks IDX30 seluruhnya diambil dari saham2 LQ45. Hanya bedanya, penyaringan indeks IDX30 berdasarkan likuiditasnya lebih ketat, sehingga pada indeks ini hanya menghasilkan 30 saham saja berdasarkan likuiditas dan kapitalisasi pasarnya. Baca juga: Daftar dan Kriteria Indeks IDX30.
5. Jakarta Islamic Index (JII)
Indeks ini terdiri dari 30 saham yang masuk dalam kriteria Syariah, dan mempertimbangkan juga likuiditas dan tingkat kapitalisasi pasar.
6. Indeks Kompas 100
Indeks ini terdiri dari 100 saham yang dinilai berdasarkan pertimbangkan likuditas dan kapitalisasi pasar. Tetapi indeks Kompas 100 sudah menilai saham-saham dengan fundamental terbaik. Bedanya dengan saham LQ45, saham LQ45 tidak memasukkan unsur fundamental perusahaan (hanya memasukkan unsur likuiditas dan kapitalisasi pasar).
7. Indeks Bisnis-27
Hasil kerja saham Bursa Efek Indonesia dengan Harian Bisnis Indonesia berhasil menerbitkan indeks Bisnis-27. Sesuai namanya, indeks ini terdiri dari 27 saham yang dipilih berdasarkan fundamental, likuiditas dan transaksinya. Serta ditambah dengan penilaian akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.
8. Indeks PEFINDO 25
Indeks ini terbit dari hasil kerja sama BEI dengan lembaga rating PEFINDO. Indeks ini terdiri dari 25 saham untuk emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises / SME) dengan menilai kriteria2" ROE, aset total, opini akuntan publik serta faktor likuiditas saham.
9. Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini diluncurkan dari hasil kerja sama BEI dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). Sedangkan SRI adalah singkatan dari Sustainable Responsible Investmen.
Indeks ini terdiri dari 25 saham yang memiliki kepedulian lingkungan yang tinggi, yang memiliki tata kelola perusahaan yang sangat bagus dan memiliki prioritas dalam meningkatkan usaha keberlanjutan dan kemajuan lingkungan.
10. Indeks Papan Utama
Merupakan indeks emiten yang memiliki size perusahaan yang besar serta memiliki kinerja fundamental yang bagus. Dengan kata lain, indeks Papan Utama biasanya diisi oleh perusahaan2 yang sudah mature.
11. Indeks Papan Pengembangan
Merupakan indeks untuk perusahaan2 yang belum bisa memenuhi syarat di papan utama. Perusahaan2 ini biasanya merupakan perusahaan yang memiliki prospek yang bagus tetapi belum menghasilkan keuntungan, dan masih merupakan perusahaan yang dalam tahap berkembang. Terkait kriteria2 papan utama dan pengembangan, nanti saya tuliskan di pos teesendiri.
Indeks saham mana yang penting untuk diperhatikan untuk trader?
Biasanya yang sering menjadi acuan2 untuk trading adalah Indeks Saham LQ45. Maka dari itu, kalau anda seorang trader, anda harus paham dengan pergerakan saham yang ada di Indeks LQ45 ini.
Selain itu, Indeks Sektoral juga penting untuk anda perhatikan, karena dengan memahami indeks Sektoral, anda bisa melihat tren saham2 di sektornya, sehingga anda bisa memutuskan untuk membeli saham di sektor tertentu, dan menghindari sektor saham yang trennya masih turun.
Komentar
Posting Komentar